Kenapa Bali disebut Pulau Dewata?
Bali adalah pulau yang menjadi tempat tinggal para dewa-dewi dalam ajaran agama Hindu. Julukan Pulau Dewata untuk Bali sangat berkaitan erat dengan kepercayaan dan budaya Hindu yang masih hidup dan berkembang di pulau tersebut.
Bali adalah salah satu pulau di Indonesia yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya.
Bali juga memiliki banyak julukan, seperti Pulau Seribu Pura, Pulau Dwipa, dan Pulau Dewata. Namun, mengapa Bali disebut Pulau Dewata? Apa arti dan sejarah di balik julukan tersebut?
Pulau Dewata berarti pulau yang menjadi tempat tinggal para dewa-dewi dalam ajaran agama Hindu.
Mayoritas penduduk Bali memeluk agama Hindu, yang mengenal banyak dewa sebagai manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa.
Setiap dewa memiliki fungsi dan peran tertentu dalam mengatur alam semesta dan kehidupan manusia.
Salah satu konsep kosmologi dalam agama Hindu Bali adalah Dewata Nawa Sanga, yaitu sembilan dewa yang menjaga Bali dari segala penjuru mata angin, termasuk di tengah.
Berikut ini adalah nama-nama dewa dalam Dewata Nawa Sanga beserta arah penjuruannya:
- Dewa Wisnu terletak di utara
- Dewa Sambu terletak di timur laut
- Dewa Iswara terletak di timur
- Dewa Maheswara terletak di tenggara
- Dewa Brahma terletak di selatan
- Dewa Rudra terletak di barat daya
- Dewa Mahadewa terletak di barat
- Dewa Sangkara terletak di barat laut
- Dewa Siwa terletak di tengah-tengah
Konsep ini disebut Pangider Bhuwana, yang berarti mengelilingi alam. Dengan demikian, masyarakat Bali meyakini bahwa dewa-dewa tersebut sebagai sinar suci Tuhan menjaga Bali dari segala arah.
Selain itu, Bali juga dikenal sebagai Pulau Seribu Pura, karena hampir setiap jengkal tanah di Bali terdapat pura yang menjadi tempat pemujaan para dewa.
Pura adalah bangunan suci yang berfungsi sebagai stana atau kediaman para dewa.
Setiap pura memiliki tingkatan tersendiri, ada yang disebut Kahyangan Jagat, yaitu pura pemujaan Tuhan beserta segala manifesti-Nya. Ada juga pura yang dipersembahkan untuk leluhur atau roh halus.
Masyarakat Bali juga sangat taat dalam melaksanakan upacara keagamaan dan menyajikan sesaji untuk para dewa.
Sesaji adalah persembahan berupa bunga, buah-buahan, kue-kue tradisional, dan lain-lain yang disusun dalam sebuah tampah atau canang sari.
Sesaji ini diletakkan di berbagai tempat, seperti di pura, rumah, jalan, sawah, pantai, dan lain-lain. Sesaji ini bertujuan untuk menghormati dan memohon perlindungan dari para dewa.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa julukan Pulau Dewata untuk Bali sangat berkaitan erat dengan kepercayaan dan budaya Hindu yang masih hidup dan berkembang di pulau tersebut.
Bali menjadi pulau yang dipenuhi dengan nuansa sakral dan spiritual yang mencerminkan kekayaan dan kearifan lokalnya.